Jakarta–Cyber security telah menjadi isu yang sangat serius bagi setiap institusi, baik Institusi Pemerintah maupun sektor swasta. Kurangnya tenaga ahli dibidang cyber security telah menyebabkan banyaknya serangan cyber terjadi di Indonesia. Kurangnya tenaga ahli juga mengakibatkan masih terbatasnya produk cyber security yang dihasilkan putra putri Indonesia.Inilah yang melatar belakangi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Program R&D di Institut Teknologi Bandung. Program yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan di bidang cyber security ini mendapatkan bantuan hibah dari Korea International Cooperation Agency (KOICA) senilai 5,5 Juta Dolar AS.
Bertempat di Gedung D Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso secara resmi meluncurkan program kerjasama tersebut (17/5). Dalam kesempatan ini Djoko menyatakan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat mengapresiasi kerjasama ini dan mendukung penuh pengembangan dunia IT di perguruan tinggi. Peresmian ini dihadiri perwakilan dari KOICA yang dipimpin oleh Deputy Resident Representatif KOICA Indonesia Jongmin Park, perwakilan dari Institut Teknologi Bandung dan pejabat Eselon II dan III di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
“ITB dipilih untuk menjadi pelaksana kerja sama KOICA ini, karena dia mempunyai kualitas dan rekam jejak yang bagus di bidang information technology (IT). Selanjutnya, KOICA akan membangun master plan, gedung pusat pendidikan, kurikulum baik di tingkat strata (S-1) dan S-2 atau tingkat master,” kata Park.
Program ini terdiri dari tiga modul: pembangunan pusat keamanan cyber, program pendidikan kemanan cyber, dan program R&D. Sebuah bangunan pusat R&D keamanan cyber seluas 2, 400 meter persegi akan dibangun di kampus ITB. Di bidang program pendidikan, sebanyak 20-25 insinyur muda akan mendapatkan pelatihan sehingga dapat mencapai kemampuan di bidang kemananan cyber tingkat dunia, seperti di bidang teknologi cryptografi dan teknik hacking, sementara itu 20-25 staff informasi senior akan dilatih sebagai konsultan keamanan cyber ataupun menjadi staff keamanan cyber di institusi pemerintahan dan sektor swasta. Disamping itu, juga telah direncanakan adanya pelatihan luar negeri bagi level manajer dan insinyur muda.
Adapun dalam program R&D, pihak kampus dan mahasiswa ITB akan terlibat dalam pengembangan teknologi yang mempunyai nilai jual, terutama di tiga area: network monitoring, document security dan mobile security. Ketiga bidang tersebut merupakan isu panas dan menarik di dunia IT.
Bertempat di Gedung D Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso secara resmi meluncurkan program kerjasama tersebut (17/5). Dalam kesempatan ini Djoko menyatakan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat mengapresiasi kerjasama ini dan mendukung penuh pengembangan dunia IT di perguruan tinggi. Peresmian ini dihadiri perwakilan dari KOICA yang dipimpin oleh Deputy Resident Representatif KOICA Indonesia Jongmin Park, perwakilan dari Institut Teknologi Bandung dan pejabat Eselon II dan III di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
“ITB dipilih untuk menjadi pelaksana kerja sama KOICA ini, karena dia mempunyai kualitas dan rekam jejak yang bagus di bidang information technology (IT). Selanjutnya, KOICA akan membangun master plan, gedung pusat pendidikan, kurikulum baik di tingkat strata (S-1) dan S-2 atau tingkat master,” kata Park.
Program ini terdiri dari tiga modul: pembangunan pusat keamanan cyber, program pendidikan kemanan cyber, dan program R&D. Sebuah bangunan pusat R&D keamanan cyber seluas 2, 400 meter persegi akan dibangun di kampus ITB. Di bidang program pendidikan, sebanyak 20-25 insinyur muda akan mendapatkan pelatihan sehingga dapat mencapai kemampuan di bidang kemananan cyber tingkat dunia, seperti di bidang teknologi cryptografi dan teknik hacking, sementara itu 20-25 staff informasi senior akan dilatih sebagai konsultan keamanan cyber ataupun menjadi staff keamanan cyber di institusi pemerintahan dan sektor swasta. Disamping itu, juga telah direncanakan adanya pelatihan luar negeri bagi level manajer dan insinyur muda.
Adapun dalam program R&D, pihak kampus dan mahasiswa ITB akan terlibat dalam pengembangan teknologi yang mempunyai nilai jual, terutama di tiga area: network monitoring, document security dan mobile security. Ketiga bidang tersebut merupakan isu panas dan menarik di dunia IT.
Posting Komentar
Terimakasih atas Kunjungan anda di blog BEM STKIP Hamzanwadi Selong